Selasa, 04 Juni 2013

Guru Tanpa Balas Jasa


Ada seorang guru yang mengajarkan murid-muridnya tanpa imbalan apa pun. Guru ini bisa dipanggil dengan inisial Ibu E. Dia adalah seorang guru perempuan yang lumpuh karena penyakit selama kurang lebih 28 tahun berbaring ditempat tidur, dia tidak bisa menggerakan satupun tubuhnya hanya bisa bicara dan melihat. Beliau hanya mengajarkan muridnya dari tempat tidur saja karena semua tubuhnya tidak bisa digerakkan, maka dari itu banyak murid-muridnya yang datang kerumah beliau untuk belajar, mereka tidak merasa malu dengan keadaan guru mereka. Terkadang mereka membantu beliau untuk makan dan lain-lain dengan ikhlas mengerjakannya.
Beliau mengajarkan mereka tanpa meminta imbalan, terkadang beliau yang memberikan sedikit rezekinya untuk anak didiknya yang tidak mampu. Beliau mempunyai anak didik dari mulai SD sampai ada juga yang sudah kuliah. Karena kegigihannya dan semangatnya, beliau tidak merasa putus asa dan ikhlas menghadapi keadaannya sekarang. Beliau hanya ingin memberikan ilmu-ilmunya yang dia ketahui terhadap anak muridnya yang tidak mempunyai uang untuk mendapatkan belajar tambahan disekolah. Tetapi karena ada ibu E, banyak orang tua dari anak didiknya yang berterima kasih terhadapnya.
Seharusnya pemerintah bisa melihat keadaan guru ini yang mengajarkan terhadap anak-anak tanpa balas saja. Dan semestinya beliau diberikan penghargaan terhadap semangat dan kegigihannya mengajarkan pengetahuan yang dia ketahui kepada anak-anak sampai mereka berhasil dengan hasil yang baik dan memuaskan.

Simpatik Terhadap Generasi Muda

Di Indonesia banyak lahir generasi muda yang berpotensi bagus dalam bidang apa pun dan berhasil dengan baik. Tetapi banyak diambil oleh negara-negara lain yang lebih maju dibanding negara Indonesia. Maka dari itu banyak generasi muda Indonesia yang tinggal diluar negara Indonesia dan menetap disana karena keahlian mereka dihargai tinggi oleh negara barat tidak seperti Indonesia. Seperti BJ.Habibie, beliau tinggal diluar negeri karena beliau bisa dihargai ide-idenya membuat pesawat oleh negara lain selain Indonesia.
Di negara barat banyak orang-orang Indonesia yang bekerja kepada mereka dengan bayaran tinggi karena merasa mereka diacuhkan oleh negaranya sendiri. Maka dari itu Indonesia tidak menjadi negara maju seperti negara-negara lain diluar sana. Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah dibanding negara lain. Makanya banyak negara lain yang membeli sebagian wilayah indonesia sebagai tempat usaha mereka.
Sehingga membuat Indonesia lebih dikenal sebagai negara yang mengcopy atau plagiat yang bagus dan terkorupsi paling banyak. Karena Indonesia sebagian umum warganya yang gampang bisa ditipu daya hanya dengan uang saja oleh negara lain. Seharusnya agar Indonesia bisa menjadi negara yang maju seperti negara-negara lainnya, Indonesia harus lebih menghargai ide-ide dan kreatifitas generasi muda Indonesia dengan harga tinggi. Agar tidak didahului oleh negara lain, karena kalau tidak negara lain bisa membelinya dengan harga yang cukup tinggi dibanding Indonesia.

Anak Penjual Kue Kering

Ada seorang anak perempuan sebut saja namanya I, dia adalah anak yang berasal dari keluarga tidak mampu. Dia hanya tinggal dengan adiknya dan neneknya, karena ibunya mencari nafkah untuk kebutuhan mereka sehingga ibunya tidak tinggal dengan I. Ibunya bekerja di daerah bogor, yang bisa pulang hanya sebulan sekali bahkan 2 bulan sekali. Untuk itu tanpa sepengetahuan ibunya, I berjualan kue kering sehabis pulang sekolah di jalanan untuk membiayai sekolahnya dan adiknya. Dia sekarang berumur 9 atau 10 tahun sudah bisa mencari biaya untuk sekolahnya dan adiknya. Ayah I sudah tidak ada karena penyakit, saat I masih kecil.
I terkadang malu karena keadaannya dia yang serba susah berbeda dengan anak-anak lain. Sehingga I sering diejek oleh temannya dengan sebutan si miskin. Tetapi I tidak pernah melawannya karena dia ikhlas dan tahu karena memang benar keadaan dia sekarang yang serba kesusahan yang jauh dari orang tua atau ibunya. Dia dikelas dan sekolah sering mendapat peringkat 2 besar dalam hal belajar, oleh karena itu banyak guru-gurunya yang membantu I dalam hal biaya. Karena menurut mereka sangat disayangkan anak seperti I yang pandai dan berprestasi tidak meneruskan cita-citanya.
Sehingga saat ibunya pulang dari bekerja, I sangat senang karena merindukan ibunya yang jarang dia temui. Dan pada saat itu ada seorang relawan yang baik hati memberikan beasiswa terhadap I sampai dia lulus sekolah dan juga memberikan modal jualan terhadap ibunya, agar ibunya tidak usah jauh-jauh bekerja juga disamping itu bisa selalu menemani anak-anaknya dan I tidak selalu setiap hari merasakan rinduk terhadap ibunya.

Sahabat Sejati

             Kali ini saya ingin bercerita tentang sepasang sahabat sejati yang rela berkorban demi temannya agar bisa sekolah untuk meraih cita-citanya. Sebut saja sepasang anak tersebut R dan S. R adalah anak laki-laki yang menderita lumpuh yang membuat dia tidak bisa berjalan, tetapi mempunyai semangat yang luar biasa. Dia berasal dari keluarga tidak mampu, bapaknya hanya seorang kuli pasir dan ibunya bekerja sebagai kuli cuci yang  penghasilannya tidak tentu dan pas-pas an. Sedangkan S adalah anak perempuan yang berasal dari keluarga tidak mampu, tetapi mempunyai semangat yang tinggi dan solidaritas tinggi terhadap temannya yaitu R.
        Mereka berdua sekarang duduk dibangku sekolah menengah pertama atau bisa dibilang mereka sekarang sekolah di Madrasah, dimana sekolah tersebut tidak layak sebagai tempat belajar anak-anak karena tempatnya yang sudah rapuh, bocor dimana-mana dan bisa saja sekolah tersebut ambruk. Begitu juga tempat sekolah itu jauh dari tempat tinggal mereka, tetapi tidak membuat patah semangat mereka. Ayah R yang selalu setia menemani anaknya tersebut menggendong R untuk sampai di sekolah yang jaraknya begitu jauh. Begitu juga S teman sekolahnya yang tidak merasa malu kepada teman-temannya untuk setia menggendong R kemana dia ingin pergi.
         Sungguh sahabat sejati yang tidak memandang kekurangan fisik sahabat sendirinya. Rela melakukan apa saja demi sahabatnya bisa meraih cita-citanya. Karena itu teman-temannya di sekolah setiap sebulan sekali memintakan dana untuk kedua anak tersebut, terutama untuk R yang banyak kekurangannya. Tetapi tidak pernah merasa putus asa terhadap penyakitnya tersebut.